Keinginan Fernando da Silva Membuat Timor Leste seperti Bali

on Jumat, 02 Juni 2017
Maskapai penerbangan Citilink, Jumat (13/5/2017) memulai penerbangan perdana yang dioperasikan sendiri ke Dili, ibu kota Timor Leste. Sebelumnya Citilink bekerja sama dengan maskapai penerbangan lokal Timor Leste.

Di Bandara Presidente Nicolau Lobato, KompasTravel pertama kali melihat sosok laki-laki yang energik. Berpostur langsing, kulit gelap dan berkacamata, laki-laki itu dengan cekatan memerintahkan orang-orangnya untuk mengerjakan sesuatu di sela-sela upacara penyambutan penerbangan perdana Citilink ke kota Dili.

Setelah KompasTravel bertanya kepada Ageng W Leksono, selaku Corporate Communication Manager Citilink, akhirnya baru tahu kalau laki-laki tersebut bernama Fernando da Silva (40). Dia merupakan pengusaha dan sekaligus General Sales Agent (GSA) Citilink di Dili, Timor Leste.

Timor Leste memang sedang berbenah. Selain dikunjungi pengusaha luar negeri, Timor Leste juga membuka diri untuk wisatawan. Itulah salah satu alasan Citilink meluncurkan rute Jakarta-Denpasar-Dili (PP).

Pilihan Citilink transit di Bandara Ngurah Rai adalah semata-mata untuk menarik minat wisatawan asing yang berlibur di Bali agar melirik keindahan Timor Leste.

Hal inilah yang membuat Fernando begitu bersemangat memajukan pariwisata negara yang bertetangga dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu melalui Citilink. Maskapai ini diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi wisatawan mancanegara ke Timor Leste yang sedang berlibur di Bali.

"Impian saya pariwisata Timor Leste bisa meniru Bali atau paling tidak seperti Lombok sekarang. Saat ini Timor Leste mengandalkan sektor migas. Suatu saat migas pasti akan habis. Dengan adanya Citilink, maka Timor Leste bisa menarik wisatawan dari luar negeri," katanya kepada KompasTravel saat santap siang di pantai Dili, Sabtu

Fernando da Silva (berkemeja biru), GSA Citilink di Dili, Timor Leste, Jumat (12/5/2017), ketika menyambut penerbangan perdana Citilink rute Paket Tour Jakarta Bali dengan pesawat di Bandara Presidente Nicolau Lobato.
Timor Leste, menurut Fernando, memiliki segalanya, gunung, pantai dan budaya. Wisatawan yang suka gunung, Timor Leste memiliki Gunung Ramelau dan Matebian.

Bagi pelancong yang "gila" laut, Timor Leste memiliki dua pulau yakni Pulau Atauro dan Pulau Jaco yang keindahan bawah lautnya setara dengan Raja Ampat di Papua.

"Keindahan bawah lautnya seperti di Raja Ampat, terumbu karangnya masih alami," katanya.

"Kami juga memiliki danau terbesar di Pulau Timor yaitu Danau Ira-lalaru di Los Palos," sambungnya.

Tertarik wisata religi? Timor Leste memiliki Cristo Rei,  Patung Kristus Raja setinggi 27 meter di Bukit Fatucama. 

Fernando memaparkan, melalui Citilink, pihaknya ingin bekerja sama dengan satu perusahaan khusus yang tiap bulan sanggup mendatangkan para penyelam dari luar negeri ke Timor Leste.

Pemerintah Timor Leste berkeinginan untuk mengembangkan pariwisata. Apalagi setiap 3 bulan sekali, Dili selalu didatangi kapal pesiar yang membawa wisman.

"Saat ini wisatawan masih didominasi oleh wisatawan Australia atau tumpahan wisatawan dari Bali," ujar Fernando.

Namun Fernando tak menutup mata atas lemahnya infrastruktur terkait jalan, jembatan, listrik dan jembatan. Seperti sarana jalan ke Pulau Jaco masih memprihatinkan. "Jalannya masih rusak," kata pengusaha pengagum klub sepakbola Real Madrid itu.

Selain infrastruktur, masalah lain yang juga mendesak dibenahi adalah pengadaan sumber daya manusia (SDM) bidang pariwisata.

Untuk itu Pemerintah Timor Leste saat ini lagi giat-giatnya mengirimkan warganya untuk menimba ilmu pariwisata di Indonesia dan mancanegara.

"Karakter kita sebagai orang Timor tidak sama seperti Bali. Butuh waktu memang. Untuk memajukan pariwisata, orang Timor harus membuka diri dan siap menerima perubahan. Seperti Bali yang identik dengan pariwisata," katanya.

Fernando pun tak cuma melulu bicara soal pariwisata tetapi malah ingin mewujudkannya. "Saya lagi buat 3 program untuk pariwisata Timor Leste. Pertama membuat water park di pinggir pantai Dili. Kedua membangun hotel dan ketiga mendirikan vila. "Vila ini saya perkirakan selesai dua tahun lagi," katanya.

Mengenai Water Park, menurut Fernando, di dalamnya nanti ada bangunan masjid, gereja, wihara dan pura. "Pre wedding bisa dilakukan di sini," katanya.

Fernando pun gencar menambah jumlah kendaraan untuk disewakan kepada wisatawan yang ingin melancong ke Dili. 

0 komentar:

Posting Komentar